Minuchir, sang raja muda yang baru dikaruniai tahta dan seluruh kekayaan kakek buyutnya, Feridoun, memutuskan pembalasan dendam atas kematian kakeknya. Dua bersaudara Tur dan Selim yang merupakan musuhnya bersekutu dengan raksasa dan siluman untuk melawannya. Beberapa kematian telah menjadikan Persia terbebas dari perang berkepanjangan.

Mimpi buruk yang didapatkan Zohak pada suatu malam meramalkan keruntuhan tahtanya. Penafsir mimpi mengatakan bahwa orang yang akan menggulingkannya adalah seseorang dari keturunan Jemshid bernama Feridoun. Perintah raja pun dimaklumatkan ke seluruh negeri untuk memburu sisa-sisa keturunan Jemshid agar dipenjarakan untuk kemudian dibunuh. Belasan tahun kemudian, dia diikat dengan rantai di pengunungan tandus yang sangat panas hingga tewas.

Di Persia, seseorang bisa sangat malu jika memiliki anak berambut putih dan bermata biru. Mereka menyebutnya ras iblis. Kelahiran Zal dengan keadaan fisik demikian membutatulikan ayahnya. Kemudian demi menghilangkan rasa malu, Zal dibuang di pengunungan terpencil nan sepi, di mana tidak seorang manusia pun akan datang ke sana. Hanya ada binatang di pegunungan sepi itu, namun di sanalah Zal menemukan cinta yang hangat, nyaman, dan aman. Di tempat itu, ia menemukan cinta seorang ibu.

Zohak, seorang pangeran yang memiliki hati sederhana bertemu dengan seorang bangsawan yang memikat hatinya. Ketertarikannya dengan orang itu membuatnya menyetujui kesepakatan yang ditawarkannya tanpa pikir panjang. Sang bangsawan yang ternyata adalah penjelmaan sosok Iblis berhasil memperdayanya hingga mengantarkannya pada hidup sengsara dengan menanam ular-ular hitam yang membeludak di bahunya.

Sementara percakapan beralih ke suatu topik tertentu, dan hanya sesaat terganggu oleh kedatangan jurnal yang berisi hal yang layak dibaca, beberapa orang hanya akan melangkah ke ruang depan, di mana jubah, mackintoshes, tongkat, payung, dan sepatu, disimpan. Di sini duduk dua sosok wanita, yang muda dan yang tua.

Suatu malam di musim dingin, Kay melihat salju yang mengembang sebesar manusia di luar jendela kamarnya. Itulah pertemuan pertamanya dengan Ratu Salju. Pada hari Kay bermain kereta luncur, ia mengikat keretanya pada kereta milik Ratu Salju. Kereta itu dikendarai dengan kecepatan tinggi sehingga Kay melayang dan menjadi sangat ketakutan. Ketika kereta itu berhenti, Ratu Salju mengundangnya mampir ke bawah kulit beruangnya. Begitulah ia menyebut istananya.

Seorang ibu duduk di sana dengan anak kecilnya. Dia sangat sedih, sangat takut dia akan mati! Mukanya sangat pucat, mata kecilnya telah menutup diri, dan ia menarik napasnya dengan sangat lembut sesekali, dengan napas yang dalam seolah-olah ia mendesah. Sang ibu tampak lebih sedih lagi pada makhluk kecil itu.

Di hutan luar berdiri pohon cemara kecil yang bagus. Tempat yang dia miliki merupakan tempat yang sangat bagus. Matahari menyinarinya, memberikan udara segar, dan di sekelilingnya tumbuh banyak pohon berukuran besar, pinus dan cemara. Pohon kecil ini sangat ingin menjadi pohon dewasa.

Alkisah ada seorang anak kecil yang terkena flu. Dia keluar dengan kaki basah, tidak ada yang bisa membayangkan bagaimana hal itu terjadi karena cuacanya cukup kering. Ibunya membuka pakaiannya, menidurkannya, dan membawa teko the untuk membuatkannya secangkir teh Elderflower yang enak. Tepat pada saat itu lelaki tua ceria masuk dan tinggal sendirian di atas rumah. Dia tidak memiliki istri atau anak—tetapi dia sangat menyukai anak-anak, dan mengetahui begitu banyak dongeng sehingga terlihat sangat menyenangkan.

Pernahkah kalian terpikirkan alasan laba-laba membuat sarang baru dan meninggalkan sarang lamanya? Atau, pernahkah kalian ingin tahu dengan bahan kayu macam apa dan bagaimana lebih bisa membuat sarangnya? Apakah kalian penasaran dengan sejarah listrik ketika ditemukan pertama kali? Bagaimana dengan sebuah pohon yang diam-diam berjalan perlahan-lahan, bagaimana caranya?

Zhilin sedang dalam perjalanan pulang ketika ia melihat mata-mata musuh mengawasinya dari puncak gunung. Alih-alih melanjutkan perjalanan, ia mendaki gunung itu bersama kudanya hanya untuk mendapatkan serangan dari enam orang pria yang segera meringkusnya dan membunuh kudanya. Mereka mengurungnya di tempat gelap yang hanya memiliki celah kecil. Dari celah kecil itulah Zhilin mampu mengintip orang-orang yang lewat di luar sana. Hingga pada akhirnya dia dipindahkan dari tempat gelap itu ke rumah mewah untuk merundingkan harga kemerdekaan yang tak pernah ia dapatkan secara baik-baik dari orang yang menawannya.

Empat Bersaudara yang diceritakan dalam buku ini adalah Ivan si Bodoh, Semen Sang Prajurit, Taras si Perut Gendut, dan Malánya. Mereka menjalani hidup dengan cara yang sangat berbeda. Sementara para iblis ingin menghancurkan kehidupan mereka semua hingga tercerai-berai dan menjadikan hubungan persaudaraan mereka memburuk. Alih-alih pertengkaran, persaudaraan mereka baik-baik saja karena orang yang dicap bodoh sesungguhnya merupakan orang yang sederhana, optimistis, realistis, dan pekerja keras.